Sunday, October 28, 2012

JANGAN TUNGGU ESOK HARI UNTUK MENGATAKAN KEPADANYA



"JIKA ANDA MENCINTAI DIA JANGAN TUNGGU ESOK HARI UNTUK MENGATAKAN 
KEPADANYA"

    Segalanya berawal ketika saya masih berumur 6 th. Ketika saya sedang bermain di halaman
    rumah saya di California, saya bertemu seorang anak laki-laki. Dia seperti anak laki-laki lainnya ygang menggoda saya dan kemudian saya mengejarnya dan memukulnya.

    Setelah pertemuan pertama dimana saya memukulnya, kami selalu bertemu dan saling
    memukul satu sama lain di batas pagar itu. Tapi itu tidaklah lama. Kami selalu bertemu
    di pagar itu dan kami selalu bersama. Saya menceritakan semua rahasia saya.

    Dia sangat pendiam... dia hanya mendengarkan apa yang saya katakan. Saya menganggap dia
    enak diajak bicara dan saya dapat berbicara kepadanya tentang apa saja.

    Di sekolah, kami memiliki teman-teman yang berbeda tapi ketika kami pulang ke rumah, kami
    selalu berbicara tentang apa yang terjadi di sekolah. Suatu hari, saya bercerita kepadanya
    tentang anak laki-laki yang saya sukai tetapi telah menyakiti hati saya.... Dia menghibur saya
    dan mengatakan segalanya akan beres.

    Dia memberikan kata-kata yang mendukung dan membantu saya untuk melupakannya. Saya sangat
    bahagia dan menganggapnya sebagai teman sejati. Tetapi saya tahu bahwa sesungguhnya
    ada yang lainnya dari dirinya yang saya suka. Saya memikirkannya malam itu dan memutuskan
    kalau itu adalah rasa persahabatan.

    Selama SMA dan semasa kelulusan, kamu selalu bersama dan tentu saja saya berpikir
    bahwa ini adalah persahabatan. Tetapi jauh di lubuk hati, saya tahu bahwa ada sesuatu
    yg lain. Pada malam kelulusan, meskipun kami memiliki pasangan sendiri-sendiri,sesungguhnya
    saya menginginkan bahwa sayalah yg menjadi pasangannya.

    Malam itu, setelah semua orang pulang, saya pergi ke rumahnya untuk mengatakannya.
    Malam itu adalah kesempatan terbesar yang saya miliki tapi saya hanya duduk di sana dan
    memandangi bintang bersamanya dan bercakap-cakap tentang cita-cita kami. Saya melihat ke matanya
    dan mendengarkan ia bercerita tentang impiannya. Bagaimana dia ingin menikah dan sebagainya.
     Dia bercerita bagaimana dia ingin menjadi orang kaya dan sukses. Yang dapat saya lakukan
    hanya menceritakan impian saya dan duduk dekat dengan dia.

    Saya pulang ke rumah dengan terluka karena saya tidak mengatakan perasaan saya yang sebenarnya.
    Saya sangat ingin mengatakan bahwa saya sangat mencintainya tapi saya takut. Saya
    membiarkan perasaan itu pergi dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa suatu hari
    saya akan mengatakan kepadanya mengenai perasaan saya.

    Selama di universitas, saya ingin mengatakan kepadanya tetapi dia selalu bersama-sama
    dengan seseorang. Setelah lulus, dia mendapatkan pekerjaan di New York. Saya sangat
    gembira untuknya, tapi pada saat yang sama saya sangat bersedih menyaksikan kepergiannya.
    Saya sedih karena saya menyadari ia pergi untuk pekerjaan besarnya. Jadi... saya menyimpan
    perasaan saya untuk diri saya sendiri dan melihatnya pergi dengan pesawat.

    Saya menangis ketika saya memeluknya karena saya merasa seperti ini adalah saat terakhir.
    Saya pulang ke rumah malam itu dan menangis. Saya merasa terluka karena saya tidak
    mengatakan apa yang ada di hati saya. Saya memperoleh pekerjaan sebagai sekretaris dan
    akhirnya menjadi seorang analis komputer. Saya sangat bangga dengan prestasi saya.

    Suatu hari saya menerima undangan pernikahan. Undangan itu darinya. Saya bahagia dan
    sedih pada saat yang bersamaan. Sekarang saya tahu kalau saya tak akan pernah bersamanya dan
    kami hanya bisa menjadi teman. Saya pergi ke pesta pernikahan itu bulan berikutnya.
    Itu adalah sebuah peristiwa besar. Saya bertemu dengan pengantin wanita dan tentu saja juga
    dengannya.

    Sekali lagi saya merasa jatuh cinta. Tapi saya bertahan agar tidak sehingga saya dapat
    bersamanya Kami selalu bergembira ketika sedang bersama. Suatu hari dia tidak
    muncul sebagaimana yang telah dijanjikan. Saya berpikir bahwa mungkin dia sibuk.
    Hari berganti bulan dan saya melupakannya.

    Suatu hari saya mendapat sebuah telepon dari New York. Pengacara mengatakan bahwa ia
    telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam perjalanan ke airport. Hati saya patah.
    Saya sangat terkejut akan kejadian ini.

    Sekarang saya tahu... mengapa ia tidak muncul hari itu. Saya menangis semalaman. Air mata
    kesedihan dan kepedihan. Bertanya-tanya mengapa hal ini bisa terjadi terhadap seseorang yang
    begitu baik seperti dia?

    Saya mengumpulkan barang-barang saya dan pergi ke New York untuk pembacaan surat wasiatnya.
    Tentu saja semuanya diberikan kepada keluarganya dan mantan istrinya. Akhirnya saya
    dapat bertemu dengan mantan istrinya lagi setelah terakhir kali saya bertemu pada pesta
    pernikahan. Dia menceritakan bagaimana mantan suaminya.

    Tapi suaminya selalu tampak tidak bahagia. Apapun yang dia kerjakan tidak bisa membuat
    suaminya bahagia seperti saat pesta pernikahan mereka. Ketika surat wasiat dibacakan,
    satu-satunya yang diberikan kepada saya adalah sebuah diary.

    Itu adalah diary kehidupannya. Saya menangis karena itu diberikan kepada saya.
    Saya tak dapat berpikir... Mengapa ini diberikan kepada saya? Saya mengambilnya dan
    terbang kembali ke California.

    Ketika saya di pesawat, saya teringat saat-saat indah yang kami miliki bersama.
    Saya mulai membaca diary itu. Diary dimulai ketika hari pertama kami berjumpa.
    Saya terus membaca sampai saya mulai menangis. Diary itu bercerita bahwa dia jatuh
    cinta kepada saya di hari ketika saya patah hati. Tapi dia takut untuk mengatakannya
    kepada saya.

    Itulah sebabnya mengapa dia begitu diam dan mendengarkan segala perkataan saya.
    Diary itu menceritakan bagaimana dia ingin mengatakannya kepada saya berkali-kali,
    tetapi takut. Diary itu bercerita ketika dia ke New York dan jatuh cinta dengan yang lain.

    Bagaimana dia begitu bahagia ketika bertemu dan berdansa dengan saya di hari
    pernikahannya. Ia berkata bahwa ia membayangkan bahwa itu adalah pernikahan kami.
    Bagaimana dia selalu tidak bahagia sampai akhirnya harus menceraikan istrinya.
    Saat-saat terindah dalam kehidupannya adalah ketika membaca huruf demi huruf yg saya tulis
    kepadanya.

    Akhirnya diary itu berakhir dengan tulisan, "Hari ini saya akan mengatakan kepadanya
    kalau saya mencintainya" Itu adalah hari dimana dia terbunuh. Hari dimana pada
    akhirnya saya akan mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam hatinya.


*********************************************************
Pesan moral yang ada dari cerita tersebbut :

Jika engkau mencintai seseorang, "JANGAN TUNGGU ESOK HARI UNTUK MENGATAKAN KEPADANYA"
karena esok hari itu... mungkin takkan pernah ada..


No comments:

Post a Comment

About LOVE's

ENTREPRENEUR MOTIVATION